Friday, January 4, 2008

Industri Batik diSurakarta

NDUSTRI BATIK

Ada dua jenis batik yang ada di Kota Surakarta, yaitu batik cap dan batik tulis. Kedua jenis batik ini memiliki perbedaan pada proses pembuatannya. Untuk batik cap dilakukan dengan cara di cap atau di cetak, sehingga desain dasar batiknya telah ditentukan terlebih dahulu dan di buat pola-polanya dalam sebuah papan cap/pencetak. Sedangkan batik tulis dilakukan secara manual yaitu digambar dengan tangan oleh para pengrajin-pengrajin. Hasilnya tentu berbeda, batik cap lebih terpola, teratur namun terkesan kaku sedangkan batik tulis lebih terkesan dinamis karena kesan desainnya yang lebih lues sesuai dengan kreasi yang menggambarnya. Industri batik ini cukup berkembang di Kota Surakarta sebagai salah satu warisan nenek moyang dan menjadi salah satu produk khas kebudayaan Surakarta. Perkembangan industri batik ini sangat pesat bahkan salah satu pasar di Kota Surakarta yaitu pasar Klewer sangat terkenal sebagai salah satu pasar konveksi yang menjual batik. Namun batik yang ada di pasar tersebut tidak sepenuhnya berasal dari Kota Surakarta, ada juga yang berasal dari Klaten, Yogyakarta dan lain-lain.

INDUSTRI KERAJINAN

Industri kerajinan memegang peranan penting di Kota Surakarta. Hal ini untuk mendukung industri pariwisata di Kota Surakarta. Kerajinan yang biasanya diproduksi biasanya berupa motif-motif yang mencirikan budaya jawa seperti keris, wayang, blangkon, dan lain-lain. Permintaan pasar terhadap hasil kerajinan dari Surakarta ini sangat besar. Bahkan pemasarannya tidak hanya di sekitar Kota Surakarta saja melainkan juga ke Pulau Bali.

Motif Batik




Informasi Tentang Batik

Warisan Budaya yang Diacuhkan Bangsanya

Sebenarnya sudah lama sekali saya sudah tahu tentang permasalahan ini. Namun kali ini saya berniat mengangkatnya kembali, terutama menjadi salah satu bahasan di blog ini untuk mengingatkan kembali kepada kita terhadap kelalaian kita sebagai pewaris kebudayaan Nusantara, terutama Indonesia.

Batik

Beberapa tahun yang lalu saya terkejut mendengar bahwa Kain Batik atau yang biasa disebut “Jarik” oleh orang Jawa, ternyata telah dipatenkan oleh Amerika Serikat sebagai salah satu hasil kebudayaan Hawai? Yang benar saja! Apakah benar bangsa barat (baca : orang bule) itu mencoba mencoreng wajah bangsa kita ini di mata internasional, atau ini hanya lelucon karena bangsa Indonesia mulai meninggalkan (baca : mengacuhkan) warisan kebudayaan-kebudayaan nenek moyang kita?

Saya mencoba mengklarifikasinya dengan bertanya pada kenalan saya seorang pemerhati budaya dan juga seorang ekonom. Mengapa ekonom? Karena ini berhubungan langsung dengan hak paten sebuah produk. Terlebih lagi ini adalah produk asli Nusantara sejak ratusan tahun yang lalu, dan ini adalah hak waris bangsa Indonesia.

Memang benar rupanya, telah lama Amerika Serikat melirik kebudayaan bangsa lain sebagai peluang bisnis yang menguntungkan, tidak hanya menguras kekayaan alam negara lain, tetapi juga menguras kebudayaan negara lain. Amerika Serikat adalah negeri yang didiami berbagai macam bangsa. Mereka sama sekali tidak memiliki kebudayaan resmi. Kebudayaan Indian (atau nama asli bangsa ini bernama Arawak) memang kebudayaan pribumi dari tanah Amerika, namun Amerika Serikat sendiri tidak mengakui mereka sebagai kebudayaan karena hubungan buruk dengan bangsa Indian sejak koloni-koloni Inggris mulai dibuka di tanah Amerika.

Di dunia internasional Batik saat ini sedang gencarnya dipromosikan sebagai milik Amerika Serikat.

Hak Paten Amerika Serikat terhadap Batik ternyata telah terjadi sejak beberapa tahun yang lalu (saya tidak tahu kapan tepatnya) dan dilakukan tanpa sepengetahuan Bangsa Indonesia sebagai pewaris daripada Batik Nusantara. Batik sebenarnya sudah ada sejak zaman Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha. Biasanya Batik dipakai sebagai pakaian resmi dan pakaian sehari-hari masyarakat Nusantara pada masa itu. Batik juga menentukan tingkat kedudukan seseorang pada masa itu. Semakin bagus dan rumit pola yang terdapat pada Batik yang dikenakannya, semakin tinggi pula kedudukan orang itu. Biasanya para bangsawan kerajaan dahulu memesan Batik yang berkualitas tinggi pada seorang pengrajin Batik yang telah dikenal dapat membuat Batik dengan kualitas yang terbaik.

Diperkirakan Batik pertama di Tanah Nusantara berasal dari Jawa. Kemudian mulai menyebar ke Bali, Kalimantan, Kepulauan Nusa Tenggara, Sumatra, dan Sulawesi. Batik-Batik Nusantara yang terkenal di antaranya adalah Batik Jawa yang berasal dari Yogyakarta, Pekalongan, Solo, Cirebon, Banyumas, dan Madura. Sedangkan untuk Batik dari lain daerah yang terkenal adalah Batik Balikpapan yang berasal dari Kalimantan dan memiliki ciri khas tersendiri. Untuk pusat kebudayaan dan studi Batik itu sendiri saat ini terdapat di Yogyakarta.

Batik yang merupakan salah satu budaya Indonesia yang tertua, kini mulai dipertanyakan eksistensinya bagi khazanah hasil karya anak bangsa. Semakin pesatnya perkembangan industri tekstil dunia telah menyebabkan kepopuleran Batik dalam pandangan masyarakat Indonesia semakin pudar. Apalagi dengan dipatenkannya Batik oleh Amerika Serikat sebagai hasil kerajinan dari Hawai, telah mencoreng nama kita sebagai pemilik batik itu sendiri. Apakah mungkin di masa depan nanti generasi kita akan mengenal Batik sebagai warisan budaya nenek moyang Indonesia? Ataukah malah mereka mengenal Batik sebagai karya bangsa lain karena kelalaian kita dalam menjaga budaya kita sendiri?